Perubahan Iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan, langsung atau
tidak langsung, oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan
komposisi atmosfer secara global serta perubahan variabilitas iklim alamiah
yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan. (UU No. 31
Tahun 2009 Tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika)
Perubahan pada curah hujan akan berdampak pada sektor-sektor yang
terkait dengan air, yaitu sumber daya air, pertanian, infrastruktur termasuk
pemukiman, transportasi,
Ketersediaan air baku untuk berbagai keperluan sangat rentan terhadap
perubahan iklim. Ketersediaan air ini menjadi semakin kritis karena terjadi
peningkatan jumlah kebutuhan air sejalan dengan perkembangan jumlah
penduduk dan peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat. Selain itu, kualitas
air di berbagai tempat khususnya di musim kemarau semakin menurun
sehingga kurang memenuhi persyaratan kualitas sebagai air baku untuk
kebutuhan tertentu.
Dampak Perubahan Iklim
a. Sejak tahun 1990-an musim kemarau dan musim hujan mengalami
perubahan dari kondisi normal
b. Perubahan pola curah hujan
c. Cuaca sulit diprediksi
d. Kenaikan suhu udara
e. Kenaikan muka air laut – intrusi air laut
f. Kejadian banjir semakin sering terjadi sebagai akibat curah hujan yang
lebih pendek tetapi lebih intens/deras
g. Suhu yang lebih tinggi pada musim kemarau berpotensi menimbulkan
kebakaran hutan lebih sering
h. Perubahan kecepatan, arah angin, tekanan udara, formasi awan, arus
laut dan permukaan air laut akan menimbulkan badai dan siklon yang
besar
Dampak perubahan iklim terus berjalan, berbagai cara dilakukan untuk
meminimalisir faktor penyebab perubahan iklim yang terus terjadi. Terdapat
beberapa pendekatan yang selama ini sudah diterapkan diberbagai negara
termasuk di Indonesia itu sendiri yaitu seperti mitigasi dan adaptasi terhadap
perubahan iklim.
SUMUR RESAPAN SEBAGAI SALAH SATU KEGIATAN
ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
Selama ini kita cenderung untuk
mengalirkan air hujan secepatnya ke laut.
Pembangun kanal-kanal untuk mengurangi
bencana banjir banyak dibangun oleh
pemerintah. Masyarakat juga selalu
mengarahkan air menuju saluran drainase
yang menuju ke sungai dan akhirnya
bermuara di laut. Tujuannya adalah untuk
mengurangi bencana banjir. Padahal,
dengan hanya membangun kanal dan
saluran drainase, masih tidak cukup untuk
mencegah terjadinya banjir tetapi hanya
memindahkan lokasi banjir.
Salah satu konsep sederhana yang efektif
untuk mengurangi aliran permukaan yang
dapat menyebabkan banjir adalah sumur
resapan. Sumur resapan merupakan
kegiatan konservasi sipil teknis sederhana
berupa sumuran yang berfungsi untuk
menampung, menahan dan meresapkan
air permukaan (run-off) ke dalam tanah (akuifer) untuk meningkatkan jumlah
dan posisi muka air tanah. Air hujan diberikan jalan untuk meresap ke dalam
tanah menjadi air tanah melalui sumur resapan. Bila secara alami air hujan
yang jatuh mencapai permukaan air tanah melalui proses infiltrasi dan
perkolasi, maka dengan cara tiruan ini, aliran permukaan (run-off) dari air
hujan yang jatuh direkayasa untuk dialirkan masuk kedalam sumur resapan.
Air hujan yang pada dasarnya merupakan air bersih dialirkan ke dalam tanah
melalui sumur resapan. Sisa air hujan yang tidak diresapkan baru dialirkan
dan dibuang ke laut.
Tujuan diterapkannya teknologi sumur resapan adalah:
1. Pelestarian sumber daya air tanah, perbaikan kualitas lingkungan dan
membudayakan kesadaran lingkungan.
2. Membantu menanggulangi kekurangan air bersih.
3. Menjaga kesetimbangan air di dalam tanah dalam sistem akuifer pantai.
4. Mengurangi limpasan permukaan (runoff) dan erosi tanah.
ZONASI DAERAH RESAPAN
Pembagian zonasi perlindungan mata air merupakan teknologi konservasi
yang umum digunakan (teknologi lama).
Maksud: untuk menetukan daerah resapan suatu kawasan mataair atau
sungai/ wilayah dengan kompilasi data geologi, hidrogeologi, hidrologi,
penggunaan lahan, kelerengan, dll.
Tujuan: tepat dalam penentuan metode, enis dan kegiatan konservasi
sumberdaya air/ lahan sehingga semua kegiatan dapat berhasil secara efektif
dan efisien.
MANFAAT SUMUR RESAPAN
• Menahan dan mengurangi volume air larian (run-off)
Mengurangi (mencegah) banjir dan genangan air di hilir
Mengurangi kemungkinan tanah longsor
• Meresapkan air permukaan (run-off) ke dalam tanah
Cadangan air tanah-mata air meningkat
Menjaga aliran sungai diwaktu kemarau
• Menaikkan permukaan/volume air tanah secara cepat
Muka air sumur gali/timba menjadi lebih dekat permukaan (mudah di
timba)
Mengatasi konflik antar pemakai air di musim kemarau
• Menjaga kualitas sumberdaya air tanah
Penyaringan oleh tanah/batuan
• Melindungi lahan/tanah oleh erosi air permukaan (run-off)
Tanah pucuk dan unsur hara/pupuk terjaga
• Melindungi kesuburan tanah
Mengurangi penggunaan pupuk
• Menjaga keseimbangan cadangan air tanah di saat kemarau
Debit mata air, sungai dan sumur gali penduduk meningkat konstan
• Mengurangi konsentrasi polutan air tanah
Mengurangi air kotor masuk kedalam tanah
Terjadinya pengenceran sumber pencemar
• Menjaga kualitas air sungai dan sumberdaya air permukaan
Menjaga tingkat kekeruhan air sungai
Mengurangi material sedimen di sungai, danau, laur, dll
• Menjaga habitat air dan biota air permukaan
Menjaga habitat biota air sungai, laut, danau, dll
• Sumur resapan dapat menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah
sehingga dapat menjaga kesetimbangan hidrologi air tanah sehingga
dapat mencegah intrusi air laut.
• Sumur resapan dapat menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah
dan mengisi pori-pori tanah hal ini akan mencegah terjadinya penurunan
tanah.
PERSYARATAN TEKNIS SUMUR RESAPAN
• Sumur resapan dibuat pada batuan yang stabil dan berpori/ lulus air
• Sumur resapan tidak boleh dibangun pada lereng curam dan front slope
• Sumber air dapat air hujan (atap rumah) juga air larian/permukaan
• Kedalaman sumur resapan harus sampai pada lapisan permeable/ lulus
air
• Sumur resapan dapat dibangun pada daerah dataran dan atau tinggian/
perbukitan/ gunung tergantung maksud dan tujuannya
• Lokasi sumur resapan jauh dari sumber polutan
• Bentuk, dimensi dan konstruksi sumur resapan tergantung kondisi
lapangan
• Kedalaman sumur resapan harus di atas posisi muka air tanah
• Lubang sumur resapan harus ditutup (menjaga keamanan dan
keselamatan, dll).
Dimensi dan ukuran sumur adalah ± 2 meter x 2 meter x 2 meter sehingga
memiliki volume air yang ditampung ± 8 M3 yang diperkirakan akan
diresapkan kedalam tanah dalam jangka waktu sekitar 1 (satu) minggu, hal ini
berdasarkan perhitungan sifat dan karakteristik dari batuan setempat.
Bagian terbawah dari sumur diisi oleh batuan lepas berukuran kerikil atau
kerakal dengan ketebalan ± 0,25 meter, selanjutnya diatas lapisan batuan
tersebut ditempatkan juga lapisan ijuk penyaring (ijuk enau) dengan
ketebalan ± 0,25 meter. Kedua lapisan ini berfungsi untuk menyaring air
permukaan yang masih keruh (mengandung lempung) yang akan diresapkan
sehingga diharapkan proses peresapan akan berlangsung dengan baik.
Bagian atas akan dikuatkan dengan tembok sebagai dudukan penutup sumur
resapan, juga akan berfungsi sebagai penguat bibir sumur resapan sehingga
tidak mudah lonsor, terutama pada lapisan tanah gembur/soil, akan tetapi
bagian dinding sumur resapan tidak memerlukan penguatan dengan tembok
hal ini dikarenakan lapisan tanah dibawahnya relative kuat juga untuk
mempercepat proses peresapan air kedalam tanah.
Penutup sumur resapan dibuat
untuk menjaga sumur agar
tidak terjadi adanya manusia
atau binatang yang
tercebur/tenggelam kedalam
sumur, sehingga kualitas air
yang diresapkan akan memiliki
kualitas yang baik, akan tetapi
penutup ini masih harus
dilengkapi dengan lubang angin
untuk menjaga tekanan udara
dalam sumur resapan agar
proses peresapan berlangsung
dengan baik.