Friday 23 December 2016

FILM : PENDEKAR TONGKAT EMAS

Disutradarai oleh Ifa Isfansyah, film ini berkisah tentang Cempaka, Sang Pendekar Sakti pewaris terakhir ilmu jurus Tongkat Emas Melingkar Bumi yang berencana menurunkan ilmunya kepada salah satu muridnya. Namun sebelum ia berhasil menurunkan ilmunya, Cempaka tewas terbunuh dan tongkat emas pun jatuh ke tangan yang tidak semestinya. Jadi, apakah tongkat emas akan kembali kepada yang berhak? Apakah dunia persilatan dan penduduk dusun dapat hidup tenang? Nonton sendiri ya filmnya…

Biasanya, kalau banyak pemain papan atas berperan di satu film maka filmnya jadi biasa. Nggak nendang gitu deh. Tapi Pendekar Tongkat Emas mematahkan mitos itu. Dukungan Slamet RajardjaChristine HakimNicholas SaputraDarius SinatriaReza RahardianEva Celia malah memberikan greget tersendiri. Semua pemain saling menyatu. Tidak ada yang berusaha menonjolkan diri sendiri. Semuanya terasa pas. Ohya, saya harus mengapresiasi akting Tara Basro yang menawan. Duh, aktingnya total banget. Sangat menjiwai! Saya terbawa suasana banget dan sampai sebal sama dia. Tapi saya sadar, akting yang baik itu yang membuat penonton melibatkan emosinya bukan?

Ah, baru kali ini mata saya dimanjakan sepanjang film berkangsung. Selain lokasi film yang cantiiiik banget, wardrobe ciamik hasil kreasi Chitra Subiakto, tata suara keren yang tepat banget momennya hingga quote-quote inspiratif menghiasi film ini. Nggak heran sih, ada Seno Gumira Atmaja masuk sebagai salah satu penulis skripnya. Satu kutipan yang saya suka adalah, “Sanggupkah menahan diri untuk tidak menang karena sesungguhnya tidak ada kemenangan dalam ilmu apapun ketika kemenangan selalu menjatuhkan korban.”

Menonton Pendekar Tongkat Emas itu seperti makan paket lengkap. Semuanya ada. Penggarapan yang serius dan persiapan yang matang membuat Pendekar Tongkat Emasini sangat menyenangkan untuk ditonton. Sepanjang film perasaan saya campur aduk oleh jalan cerita film yang sangat mengesankan. Jadi pas nonton itu, saya kayak orang gila. Mulai berdecak kagum dengan setting filmnya yang luar biasa keren, terharu melihat kesetiaan saudara seperguruan, kesal, marah dan jengkel saat melihat pengkhianatan manusia demi kekuasaan hingga menangis sedih di momen-momen tertentu.

Ada banyak hal yang dapat saya petik dari film berdurasi 112 menit ini. Ada nilai kesetiaan memegang janji dan menepati konsekuensi apabila melanggarnya. Ada nilai kerja keras dan semangat tak menyerah yang harus terus dikobarkan demi mencapai cita-cita. Dan juga, film ini mengajarkan betapa kepentingan orang banyak harus didahulukan di atas kepentingan diri sendiri. Sungguh, saya menyukai film ini. Sudah semakin jarang film bagus yang mengusung nilai-nilai edukasi bagi yang menontonnya. Namun film ini menjadi salah satu yang dapat menyematkan nilai budi pekerti luhur dengan sangat apik.