BANGUNAN PENGOLAH
LIMBAH
Berbagai
macam bangunan pengolah limbah telah dibuat oleh manusia, baik pengolah limbah
cair maupun limbah padat. Bangunan pengolah limbah dapat dibuat didalam ruangan
maupun diluar ruangan. Limbah padat maupun limbah cair biasanya dihasilkan oleh
rumah tangga maupun industri menurut tempatnya, yang umumnya kesemuanya itu
oleh karena akibat aktivitas manusia.
Bangunan
pengolah limbah ada beberapa macam, tergantung fungsinya, yaitu :
1.
Kakus Sumuran (Jumbleng).
2.
Tanki Septik (Septictank).
3.
Penyaring Aliran (Trickling Filter).
4.
Pemisah Minyak dan Lemak (Grease and
Oil Interceptors).
5.
Instalasi Pengolah Limbah (Waste Water
Treatment Plant).
1. Kakus Sumuran (Jumbleng)
Bangunan ini digunakan untuk membuang limbah padat manusia
(faeces). Pada umumnya dibangun pada daerah dimana lahan yang digunakan masih
cukup luas, misalnya di pedesaan, dan pada lingkungan yang relatif belum cukup memperhatikan
lingkungannya, dan dianggap konstruksi relatif lebih murah dibandingkan dengan
tangki septik.
Bentuk bangunannya yaitu tanah digali menyerupai sumuran
sedalam 2 – 6 meter (dasarnya masih diatas permukaan air tanah yaitu 2 – 6
meter tergantung kondisi tanah setempat, agar tidak mencemari air tanah).
Sedalam 1 – 2 meter dari permukaan tanah, dibuat pasangan
batu bata setebal satu batu dengan spesi kedap air, agar muka tanah tidak mudah
longsor. Konstruksi tersebut dapat
bertahan (digunakan) sampai 10 tahun pada suatu rumah tangga dengan 6 jiwa,
dengan ukuran sumuran Æ
1 meter dengan kedalaman 8 meter. Setelah penuh, limbah padat dapat dikuras
atau dibuatkan sumuran baru didekatnya (jarak sumuran baru dengan sumuran lama
tergantung jenis tanah dan kepadatan/kestabilannya).
2. Tanki Septik (Septictank).
Bangunan ini banyak digunakan, baik di kota-kota, kota kabupaten, maupun di
kota kecamatan,
bahkan mulai merambah di desa-desa. Tangki septik dapat dibangun pada lahan
yang tidak terlalu luas, bahkan dapat dibangun didalam ruangan, misalnya
dibawah lantai dapur, ruang keluarga bahkan dibawah ruang tamu. Hanya saja
bangunan ini memerlukan peresapan untuk membuang kelebihan air yang ada dalam
tangki septik, jika kelebihan air tersebut tidak dialirkan ke saluran drainase kota .
Peresapan dapat berupa peresapan sumuran, jika muka air
tanah rendah atau peresapan lapangan jika memungkinkan tersedia lahan yang
cukup.
Pada daerah perkotaan yang padat penduduknya dan muka air
tanah cukup tinggi, kelebihan air dari tangki septik dapat dialirkan menuju
drainase kota
yang kemudian dialirkan menuju Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL).
Pada daerah perkotaan termasuk kota-kota baru / kota
satelit, pengolaan limbah domestik dapat dilakukan secara terpusat, sehingga
setiap rumah tidak perlu membuat tangki septik, cukup limbah yang dihasilkan
diolah secara terpusat dan profesional, sehingga air tanah pada lingkungan
tersebut tidak tercemar.
Bilamana pada setiap rumah, limbah domestik dialirkan menuju
drainase kota, seyogyanya pemerintah kota dapat membuat kebijaksanaan
menyediakan meteran dan detektor air limbah yang dipasang pada saluran outlet
rumah tangga, dimana biaya pembuangan limbah domestik dapat ditentukan dengan
jumlah limbah yang dibuang dan kandungan kimianya termasuk bahan-bahan toksik
(beracun) untuk menutupi biaya operasional Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL)
yang dimiliki pemerintah kota.
Tabel
: Ukuran Tangki Septik.
UKURAN (METER)
|
||||
KAPASITAS
(LITER)
|
A
|
B
|
C
|
D
|
2.000
|
2,40
|
-
|
0,80
|
1,00
|
3.000
|
2,50
|
1,20
|
0,80
|
1,00
|
4.000
|
2,60
|
1,40
|
1,00
|
1,00
|
5.000
|
2,60
|
1,40
|
1,00
|
1,25
|
10.000
|
3,00
|
1,50
|
1,50
|
1,50
|
15.000
|
3,50
|
1,75
|
1,75
|
1,65
|
20.000
|
3,80
|
1,90
|
2,00
|
1,80
|
Tabel
: Perhitungan Pendekatan Kapasitas Tangki Septik.
ASAL SUMBER
|
KAPASITAS
TANGKI SEPTIK (LITER)= TANGKI LUMPUR + TANGKI BUANGAN CAIRAN (HARIAN)
|
RUMAH
TANGGA
Buangan dari W.C
Buangan dari W.C & Dapur
Seluruh Air Buangan
|
Asumsi
: Minimal 5 Orang / Rumah
|
1500 Liter + 50 Liter / Orang
|
|
1800 Liter + 80 Liter / Orang
|
|
2000 Liter + 200 Liter / Orang
|
|
Rumah Susun & Daerah Pemukiman
|
2000 Liter + 200 Liter / Orang
|
Rumah Sakit
|
3000 Liter +7 50 Liter / Pasien/Bed
Termasuk Buangan Dari Cucian
|
Hotel & Motel
|
3000 Liter + 200 Liter / Tamu
Jika tersedia Café + 5 Liter / Tamu
|
Perkemahan
|
2000 Liter + 500 Liter / Petak
|
Pabrik & Perkantoran
|
2000 Liter + 50 Liter / Pegawai
Jika tersedia kamar mandi + 50 Liter
/ Pegawai
|
Sekolahan
|
2000 Liter + 20 Liter / Orang
|
Restoran
|
2000 Liter + 15 Liter / Orang
|
Tempat Pemandian
|
2000 Liter + 10 Liter / Pengunjung
|
Bangunan Umum & Daerah Rekreasi
|
2000 Liter + 5 Liter / Orang
|
Peresapan
Air buangan dari tangki septik dapat dialirkan menuju pipa
saluran drainase primer atau menuju ke peresapan.
Peresapan dapat dibuat bentuk sumuran atau bentuk lapangan.
Peresapan sumuran dapat dibuat pada lokasi dimana kondisi muka air tanah
rendah, misalnya sedalam 7 meter dari muka tanah.
Untuk Muka air tanah sedalam kurang dari 2 meter, sebaiknya
menggunakan peresapan lapangan.
Peresapan lapangan dapat dibuat berbagai macam bentuk yang
tergantung dari tersedianya dana dan luas lahan (tanah) yang tersedia.
Jika lahan untuk peresapan cukup luas, peresapan lapangan
dapat dibuat 2, 3 atau 4 lajur. Jika lahan sempit, cukup dibuat 1 lajur saja.
Bahan pipa untuk peresapan lapangan, dapat dibuat dari pipa
PVC/UPVC, pipa beton atau pipa tanah liat lokal/pabrik.
Tetapi
untuk pipa-pipa tersebut sebaiknya berbentuk pervorasi (berlubang-lubang) yang
berfungsi untuk menyebarkan aliran air buangan kesegala arah. Jika tidak
didapat pipa bentuk pervorasi, untuk pipa beton maupun pipa tanah liat, maka
penyambungan pipa tersebut tanpa spesi (adukan), cukup ditutup dengan batu
bata. Sedangkan untuk pipa PVC/UPVC dapat dibuatkan lubang-lubang.
3. Penyaring Aliran (Trickling Filter).
Bangunan ini digunakan untuk menyaring limbah yang banyak
mengandung bahan-bahan organik (bahan yang mudah membusuk), misalnya buangan
dari industri kecil makanan (pabrik tahu, tempe ,
roti, kue, dll), dapat pula digunakan untuk penyaringan dan pengolahan limbah
rumah tangga lainnya, seperti limbah dari rumah makan, restoran, hotel, dan
sejenisnya.
Penyaringan dilakukan dengan mengisi bak penyaring dengan
batu gamping atau terasso atau batu bintang, pecahan batu bata, keramik,
genteng, atau sejenisnya sebagai bahan penyaring yang memungkinkan batu
penyaring tersebut dapat tumbuh jasad renik (mikro organisme) yang dapat
memakan bahan-bahan organik yang dikandung limbah tersebut.
Jasad renik akan berkembangbiak pada seluruh permukaan
batu-batu tersebut manakala pada limbah tersebut tidak disertai dengan
bahan-bahan disinfektan (seperti karbol, kreoline, dll) yang akan dapat
mematikan jasad renik tersebut.
Konstruksi dapat dibuat dari pasangan batu bata kedap air
serta plaster luar dan dalam kedap air, atau dari beton bertulang serta tutup
dari plat beton bertulang.
4.
Pemisah Minyak dan Lemak (Grease and Oil Interceptors).
Bangunan tersebut digunakan untuk menampung limbah yang
mengandung sejumlah lemak (gajih) atau gemuk, misalnya limbah dari cucian
dapur, cucian piring dan sejenisnya dari restoran dan hotel, industri makanan
yang limbahnya cenderung berlemak, industri penyembelihan hewan, dll.
Pada gambar dibawah ini menunjukkan ruang-ruang penyekat
yang menampung zat-zat apung, dan anak panah yang semakin mengecil yang
mengindikasikan meningkatnya kejernian air terhadap zat-zat tersebut.
5. Instalasi Pengolah Limbah (Waste
Water Treatment Plant).
Instalasi
pengolah limbah ini cocok untukmengolah limbah cair dari asrama, hotel-hotel,
perkantoran bahkan limbah cair non medis dari rumah sakit. Konstruksi dapat
dibuat dari pasangan batu bata kedap air atau pasangan beton bertulang,
dilengkapi bak penampung, ruang pompa dan pompa serta splinker (pemancar air).