Monday 28 November 2016

KONSEP PENGEMBANGAN PELABUHAN PONTIANAK LAMA

Pelabuhan Pontianak sebagai pelabuhan kelas I dan pintu gerbang perekonomian di Provinsi Kalimantan Barat merupakan Pelabuhan terbesar di pulau Kalimantan. Hinterland Pelabuhan Pontianak adalah Provinsi Kalimantan Barat dengan luas wilayah ± 146.807 Km². Pelabuhan ini memiliki 2 (dua) lahan terpisah yaitu Pelabuhan Dwikora (kota) dan Pelabuhan Pangkalan Nipah Kuning, yang keduanya terpisah sejarak + 5 km terletak di Sungai Kapuas Kecil dan termasuk dalam wilayah Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Lokasi Terminal Pontianak dan Terminal Nipah Kuning secara jelas dapat dilihat pada Gambar II.1.
Pelabuhan
Dwikora
Pangkalan
Nipah
Kuning
Pelabuhan
 Gambar  II.1 Lokasi Pelabuhan Dwikora & Pelabuhan Pangkalan Nipah Kuning.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Bersama, Menteri Perhubungan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 1988 dan Nomor KM. 73 Tahun 1988, Pelabuhan Pontianak memiliki DLKR Daratan yang berada pada posisi koordinat 00°00’49,81 - 00°01’05,00” LS dan 109°20’10,19” - 109°20’27,67” BT. Sedangkan DLKR perairan dan DLKP Pelabuhan Pontianak berada di antara posisi koordinat 00°01’06” - 00°06’57” LS dan 109°03’11” - 109°21’03” BT. Batas – batas DLKR dan DLKP tersebut disajikan dalam Gambar II.2 berikut.

Gambar  II.2 Posisi DLKR dan DLKP eksisting Pelabuhan Pontianak.
Beberapa pelabuhan penting lainnya yang terdapat di Propinsi Kalimantan Barat yang relatif lebih kecil dari Pelabuhan Pontianak adalah pelabuhanpelabuhan yang berada di sebelah Utara dan Selatan Pelabuhan Pontianak. Beberapa pelabuhan di sebelah utara antara lain Pelabuhan Merbau, Pelabuhan Sintete, Pelabuhan Singkawang, Pelabuhan Pemangkat dan Pelabuhan Sambas. Sementara beberapa pelabuhan di sebelah Selatan antara lain Pelabuhan Telok Air, Pelabuhan Ketapang, Pelabuhan Kendawangan, Pelabuhan Telok Melano dan Pelabuhan Karimata.

1.1         Fasilitas Pelabuhan

1.1.1    Alur dan Kolam Pelabuhan

Total panjang alur Pelabuhan Pontianak mencapai ± 17 mile dengan kedalaman -4,0 m LWS, dan luas kolam pelabuhannya adalah ± 2,7 Ha yang merupakan bagian dari Sungai Kapuas, sehingga alur kolam pelabuhan ini juga dilintasi lalu lintas Sungai Kapuas. Data alur dan kolam Pelabuhan Pontianak secara lebih jelas disajikan pada Tabel II.1 dan Tabel II.2.

Tabel  II.1 Data Alur Pelabuhan Pontianak.
Sumber : PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)
Tabel  II.2 Data Kolam Pelabuhan Pontianak.
LOKASI
SPESIFIKASI
PANJANG
LEBAR
LUAS
KEDALAMAN
 M
 M
 M2
 M LWS
Pelabuhan Dwikora / Pontianak
812
34
27.608
-6,0
Pelabuhan Kawasan Nipah Kuning
140
34
4.760
-4,0
Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)

1.1.2    Tambatan, Lapangan Penumpukan, dan Gudang

Total fasilitas tambatan (dermaga) yang dimiliki Pelabuhan Pontianak mencapai 952 m dengan kedalaman perairan di depan dermaga sekitar -4,0 hingga -6,0 m LWS. Di Pelabuhan Dwikora fasilitas dermaga terbagi menjadi 8 dermaga, dan di Pelabuhan Pangkalan Nipah Kuning terbagi menjadi 2 dermaga. Secara lebih jelas deskripsi fasilitas dermaga Pelabuhan Pontianak diuraikan pada Tabel II.3 berikut.











Tabel  II.3 Data Tambatan Pelabuhan Pontianak dan Kawasan
NO
DERMAGA
SPESIFIKASI
 PANJANG
LEBAR
 LUAS
KEDALAMAN
 M
 M
 M²
M LWS
1
PELABUHAN DWIKORA




Dermaga Boat Jetty 01
55,00
5,00
275,00
-2,5

Dermaga 01
125,00 
20,00
  2.500,00
-6,0

Dermaga 02
75,00
20,00
1.500,00
-6,0

Dermaga 03
 117,00
10,00
1.170,00
-6,0

Dermaga 04
100,00
 35,00
  3.500,00
-6,0

Dermaga 05
100,00
25,00
  2.500,00
-6,0

Dermaga 06
90,00 
25,00
  2.250,00
-6,0

Dermaga 07
103,00
24,00
  2.472,00
-6,0

Dermaga 08
102,00
24,00
2.448,00
-6,0

SUB TOTAL
867,00

18.165,00

2
 NIPAH KUNING
Dermaga 01
70,00
10,00
700,00
-4,0
Dermaga 02
 70,00
10,00
700,00
-4,0
SUB TOTAL
140,00

1.400,00

TOTAL
  1007,00

19.565,00

Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)
Adapun untuk fasilitas gudang, lapangan konvensional, dan lapangan penumpukan petikemas (open yard) yang dimiliki oleh Pelabuhan Pontianak secara umum disajikan pada Tabel II.4 berikut ini.
Tabel  II.4 Data Gudang, Lapangan Konvensional,dan Lapangan Petikemas
NO
LAPANGAN/GUDANG
SPESIFIKASI
 PANJANG
LEBAR
 LUAS
 M
 M
 M²
1
GUDANG




a. Pelabuhan Pontianak




Gudang 02
50
35
1.750
Gudang CFS 01 di CY 05
66
40
2.640

b. Pelabuhan Pangkalan Nipah Kuning




Gudang
50
15
750

SUB TOTAL
5.140




Tabel  II.5 Data Gudang, Lapangan Konvensional,dan Lapangan Petikemas
                  (lanjutan)

NO
LAPANGAN/GUDANG
SPESIFIKASI
 PANJANG
LEBAR
 LUAS
 M
 M
 M²
2
LAPANGAN KONVENSIONAL DAN USTER (USAHA TERMINAL)




a. Pelabuhan Pontianak




Lapangan 01
125
29
3.667

Lapangan 02
100
62
6.150

Lapangan 03
117
67
7.850

Lapangan 04
100
60
6.040

Lapangan 05
100
74
7.450

b. Pangkalan Nipah Kuning




Lapangan
192
136
25.112

SUB TOTAL
56.269





3
LAPANGAN PETIKEMAS




Pelabuhan Pontianak




Lapangan 06
90
85
7.650

Lapangan 07
100
129
12.942

Lapangan 08
122
40
4.889

Lapangan 09 (Eks. Aspalindo)
121
68
8.217
    Lapangan Parkir Alat B/M
60
30
1.800

SUB TOTAL
35.498
Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)

1.1.3      Peralatan

Peralatan untuk pelayanan kapal dan barang di Pelabuhan Pontianak terdiri atas peralatan apung, peralatan terminal konvensional, peralatan terminal petikemas dan peralatan pendukung terminal lainnya. Spesifikasi masing-masing jenis peralatan dapat dilihat dari Tabel II.5 berikut.










Tabel  II.6 Data Peralatan Pelabuhan Pontianak
NO
PERALATAN
JUMLAH
A
ALAT BONGKAR MUAT
1
Quay Container Crane (QCC)
3 Unit
2
RMGC
4 Unit
3
Gantry Jib Crane
2 Unit
4
Reach Stacker
4 Unit
5
Top Loader
- Unit
6
Side Loader
5 unit
7
Mobil Crane
1 Unit
8
Forklift
4 Unit

9
Head Truck
19 Unit

10
Tronton
4 Unit

11
Chassis
17 Unit

B
ALAT APUNG

1
Kapal Tunda
2 Unit

2
Kapal Pandu
2 Unit

3
Kapal Kepil
1 Unit

Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)

1.1.4     Navigasi

Alur masuk dan keluar kapal di Terminal Pontianak harus melalui Sungai Kapuas Kecil dengan jarak mencapai 31 km dari muara hingga ke Pelabuhan Pontianak dan 26 km ke Pangkalan Nipah Kuning. Alur tersebut dapat melayani kapal dengan draft maksimum 4 meter pada saat muka air rendah, dan dapat mengakomodasi kapal dengan draft 5 meter pada saat muka air tinggi. Dengan lebar alur yang bervariasi dari 40 meter hingga 60 meter, maka kapal yang keluar-masuk melalui alur tersebut wajib pandu untuk kapal diatas 500 GT.

1.2          Trafik Pelabuhan

Trafik Pelabuhan Pontianak terdiri dari kunjungan kapal, arus barang, throughput petikemas, dan arus penumpang.

1.2.1     Arus Kunjungan Kapal

Berdasarkan data tahun 2004-2012, jumlah pelayaran dalam negeri, kapal negara dan pelayaran rakyat mengalami peningkatan yang signifikan. Sedangkan untuk pelayaran luar negeri cenderung mengalami fluktuasi penurunan di setiap tahunnya. Data lengkap dan ilustrasi grafik dapat dilihat pada Tabel II.6, Gambar II.3 dan Gambar II.4.



Tabel  II.7 Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan Pontianak
Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)

Gambar  II.3 Arus Kunjungan Kapal Pelabuhan Pontianak dalam Gross Tonnage (GT).

Gambar  II.4 Arus Kunjungan Kapal Pelabuhan Pontianak dalam Unit.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pelayaran dalam negeri mendominasi arus kunjungan kapal di Pelabuhan Pontianak. Sejak tahun 2004 hingga tahun 2010 kunjungan kapal konsisten berada di kisaran 2.500 unit per tahun, dan pada tahun 2011 mengalami kenaikan hingga 4.000 unit kunjungan kapal. Setelah itu, mengalami penurunan signifikan hingga mencapai angka 3.500 unit. Hal ini terjadi karena telah diterapkannya sistem berthing windows untuk setiap kapal yang akan sandar di dermaga. Dengan penerapan sistem ini, maka tidak ada lagi kapal yang menunggu waktu untuk sandar (zero waiting time).
Sedangkan untuk pelayaran luar negeri, sejak tahun 2004 hingga tahun 2012 jumlah kunjungan kapal menunjukan fluktuasi penurunan yang signifikan. Pada tahun 2004 kunjungan kapal mencapai angka 500 unit dan mengalami penurunan hingga tahun 2012 kunjungan kapal tidak lebih dari 250 unit.
Untuk pelayaran rakyat data 2 tahun terakhir menunjukan peningkatan jumlah kunjungan kapal, sedangkan untuk pelayaran perintis dan pelayaran kapal negara/tamu jumlah kunjungan kapal 2 tahun terakhir menunjukan penurunan. 

1.2.2    Arus Barang dan Petikemas

Berdasarkan data tahun 2007-2012, jumlah barang dalam negeri yang dibongkar di pelabuhan Pontianak mengalami peningkatan yang signifikan, hingga mencapai 4.700.000 ton. Sementara itu untuk barang dalam negeri yang muat di Pelabuhan serta barang ekspor impor tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Data lengkap arus barang berdasarkan perdagangan luar negeri dan domestik dapat dilihat padaTabel II.7 dan Gambar II.5.  Sedangkan  data arus barang  berdasarkan kemasan dapat dilihat pada Tabel II.8 dan Gambar II.6.
Tabel  II.8 Arus Barang Berdasarkan Perdagangan Luar Negeri dan Domestik
Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)








Gambar  II.5 Grafik Arus Barang Berdasarkan Perdagangan Luar Negeri dan Domestik

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa arus barang yang melewati Pelabuhan Pontianak didominasi oleh perdagangan domestik (dalam negeri) dengan kegiatan bongkar. Kondisi arus barang tersebut menunjukan peningkatan yang sangat signifikan selama 2 tahun terakhir dengan volume barang yang hampir mencapai 5 juta ton pada tahun terakhir (2012).
Sedangkan untuk arus barang perdagangan luar negeri baik impor maupun ekspor, selama 5 tahun terakhir tidak menunjukan perubahan yang signifikan dengan nilai volume kurang dari 1 juta ton setiap tahunnya di bawah volume perdagangan dalam negeri.



Tabel  II.9 Arus Barang Berdasarkan Kemasan
Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)
Gambar  II.6 Grafik Arus Barang Berdasarkan Kemasan.

Dari grafik pada gambar di atas dapat dilihat bahwa dalam 2 tahun terakhir volume arus barang cenderung naik untuk semua kemasan kecuali curah kering. Dari sekian jenis kemasan barang yang ada, barang dengan kemasan petikemas selalu berada pada volume tertinggi dengan pertumbuhan yang paling tajam.
Untuk Pelabuhan Pontianak sendiri, arus barang dalam petikemas telah sangat padat, yaitu mencapai lebih dari 184.557 TEU’s pada tahun 2012. Pada tahun 2011, Yard Occupancy Ratio (YOR) dari pelabuhan tersebut telah mencapai 103% yang berarti sejak tahun tersebut volume petikemas yang masuk dan keluar telah melebihi batas kapasitas pelabuhan, dan data dua tahun terakhir menunjukan bahwa jumlah petikemas yang dilayani terus mengalami peningkatan, baik bongkar atau pun muat. Data lengkap arus petikemas di Pelabuhan Pontianak dapat dilihat pada Tabel II.9 dan Gambar II.7.
Tabel  II.10 Data Arus PetiKemas Pelabuhan Pontianak (Box)
Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)
Gambar  II.7 Grafik Arus Petikemas Pelabuhan Pontianak (Box)

1.2.3     Arus Penumpang

Pada tahun 2004 hingga tahun 2011, arus penumpang yang masuk/keluar melalui Pelabuhan Pontianak mengalami kenaikan yang berfluktuasi hingga mencapai 156.077 orang untuk embarkasi, sementara untuk debarkasi mencapai angka 215.618 orang. Kemudian, pada tahun 2012 mengalami penurunan signifikan hingga mencapai angka 84.503 orang untuk embarkasi dan untuk debarkasi 103.209 orang. Data lengkapnya dapat dilihat pada Tabel II.10 dan Gambar II.8.

Tabel  II.11 Data Arus Penumpang Pelabuhan Pontianak 2004 – 2012
Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)
Gambar  II.8 Grafik Arus Penumpang Dalam Negeri.

1.3         Kondisi Operasional Pelabuhan Pontianak

Pola operasi yang terjadi pada saat ini dapat digambarkan sebagai berikut:
1.     Utilisasi pemakaian fasilitas antara lain sebagai berikut :
a.    Berth Occupancy Ratio (BOR)            =   59,29 %
b.    Storage Occupancy Ratio (SOR)         =   99,82 %
c.    Yard Occupancy Ratio (YOR) di TPK   = 107,48 %
2.     Waktu yang dibutuhkan kapal untuk dapat dilayani oleh Pandu (Waiting Time) adalah selama 0,09 jam. Dan waktu yang dibutuhkan kapal untuk sandar ke dermaga (Approaching Time pandu laut dan pandu bandar) adalah 3,63 jam.
3.     Aktifitas bongkar/muat di dermaga (Berthing Time) untuk satu kapal umumnya dalam negeri membutuhkan waktu selama 39 jam, sementara untuk luar negeri membutuhkan waktu 35 jam. Secara keseluruhan, waktu pelayanan kapal sejak permintaan pelayanan pandu hingga meninggalkan pelabuhan (Turn Round Time) adalah 77,51 jam untuk pelayaran luar negeri dan 147,30 jam untuk pelayaran dalam negeri.
4.     Jadual kedatangan kapal khususnya petikemas telah direncanakan setiap bulannya dengan menggunakan sistem Berthing Windows.
5.     Produktifitas container crane di dermaga 07 & 08 pada saat melakukan bongkar muat container per jamnya adalah 17 BCH. Sementara produkifitas Jib Crane di dermaga 04, 05 & 06 adalah 12 BCH.
6.     Prosentase bongkar dan muat petikemas di Pelabuhan Pontianak relatif sama (bongkar 92.331 TeUS, muat 92.226 TeUS). Jumlah total petikemas kosong (empty container) adalah 29 % dari total troughput container yang ada di Pelabuhan Pontianak, dimana 27 % nya merupakan proses muat sedangkan sisanya (2 %) adalah pada saat bongkar. Dari hal ini diperoleh kesimpulan bahwa cargo barang yang masuk ke Pelabuhan Pontianak lebih besar dibanding yang keluar.
7.     Dwelling time di Pelabuhan Pontianak bervariasi, namun apabila dirata-rata sekitar     5 hari.
8.     Padatnya petikemas di Pelabuhan Pontianak dikarenakan antara lain :
-      Murahnya biaya penumpukan petikemas di lapangan pelabuhan dibandingkan dengan pemilik barang harus membuat sebuah gudang/depo petikemas.
-      Belum tersedianya gudang/depo diluar pelabuhan.
-      Infrastruktur jalan (kapasitas) kurang memadai.
-      Pembatasan waktu truck trailer beroperasi dijalan dalam kota.
-      Pembatasan waktu kerja di gudang pemilik barang.
9.     Secara garis besar proses bongkar muat barang, kendaraan dan penumpang di Pelabuhan Pontianak dibagi dalam 3 (tiga) terminal antara lain :
a.  Terminal petikemas (CY 06, 07 dan 08); Mencakup kegiatan Loading, Unloading, Receiving/Delivery dan Reefer container.
b.  Usaha terminal (CY 02, 03, 04 dan 05); Mencakup kegiatan Stripping, Stuffing, Loading, Unloading, Receiving/Delivery dan Penumpukan empty container.
c.  Terminal penumpang dan roro (Dermaga 01 dan 02); Mencakup kegiatan bongkar muat kendaraan, Debarkasi dan Embarkasi penumpang,
10. Gudang penumpukan barang konvensional dan gudang konsolidasi stuffing antara   lain :
a.    CFS 01; Mencakup kegiatan jasa penumpukan barang untuk kegiatan stuffing ex-tongkang dan ex-truck.

b.    Gudang 02; Mencakup kegiatan penumpukan barang konvensional general cargo & bag cargo.